Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara menyeimbangkan urusan dunia dan akherat dalam etos kerja secara islami

Cara menyeimbangkan urusan dunia dan akherat dalam etos kerja secara islami - Islam adalah agama yang menyeimbangkan kehidupan dunia dan akherat.

Didalam islam tidak boleh seseorang mengedepankan kehidupan akherat saja, sementara kehidupan dunianya diabaikan, demikian pula sebaliknya.

Agar manusia dapat survive hidup di dunia, islam megajurkan umatnya untuk bekerja. Hanya saja dalam bekerja manusia banyak yang tidak mengetahui dan kemudian mempertanyakan mengapa pekerjaan yang ia alami tidak menimbulkan keberkahan bagi hidupnya.

Bekerja memang di anjurkan asalkan pekerjaan yang dilakukan berasal dari tangannya sendiri dan islami.

Didalam kehidupan kita menginginkan kemajuan dalam segala hal, termasuk pemenuhan kebutuhan hidup, kebutuhan hidup harus dipenuhi dengan cara bekerja.

Cara menyeimbangkan urusan dunia dan akherat dalam etos kerja secara islami
Cara menyeimbangkan urusan dunia dan akherat dalam etos kerja secara islami


Untuk menjadi seorang yang berhasil, manusia harus bekerja keras. Jadi dapat di pahami bahwa amal seseorang yang lebih baik dari hari sebelumnya berarti ia termasuk beruntung.

Namun jika seimbang termasuk orang yang merugi, bahkan apabila lebih buruk dari hari sebelumnya termasuk orang yang sangat bahaya.


Hadist tersebut mengajarkan kita bahwa usaha seseorang dari hari kehari haruslah meningkat dengan pengetahuan, keterampilan, keuletan, kesabaran, kegigihan, dan terus bersemangat dalam menjalani hidup di dunia ini, agar tetap produktivitas untuk memenuhi kehidupan diri dan keluarganya.

Islam adalah agama yang telah mengajarkan kita untuk senatiasa meningkatkan kualitas diri, dan berorintasi ke masa depan.
Sesuai dengan firman allah SWT:

QS. Al-jumu’ah ayat 9-10
“hai orang-orang beriman apabila diseru untuk menunaikan salat jumat, maka bersegeralah kamu untuk mengingat allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebh baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak supaya kamu beruntung"
Dalam ayat ini dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa

#Bekerja mencari nafkah adalah wajib, tetapi jika sudah ada panggilan untuk salat, maka tinggalkan pekerjaan itu untuk mengerjakan salat

#Mengerjakan salat yang telah tiba waktunya lebih utama dari pada menyelesaiakan urusan duniawi.

#Apabila sudah usai melaksanakan salat, diperintahkan kepada orang-orang yang beriman agar mencari reki dan karunia allah di muka bumi sebanyak-banyaknya, tentunya dengan aturan yang tidak menyalahi ajaran agama islam

Sering kali kita bekerja, apalagi ketika seseorang mendapat proyek tertentu, ia mengakhirkan ibadahnya, bakan sampai meninggalkannya.

Disini seseorang beramsumsi bahwa mumpung ada proyek, mumpung sedang banyak pekerjaan, maka tidak mengapa meninggalkan kewajiban kepada allah swt. 

Disini mereka tidak sadar bahwa keberkahan pekerjaan justru karena mereka tetap konsisten  menjalankan kewajiban agama.

Selain itu, terkadang seseorang yang sudah memiliki niat untuk menyedekahkan sebagian hartanya, urung melakukannya karena setelah seseorang menerima gajinya semua di peruntukan untuk kebutuhan dunianya dan sedekah yang sudah diniatkan tadi dibatalkan.

Padahal disinilah seseorang itu di uji, antara memenuhi kebutuhan dunia di satu sisi dan memenuhi kebutuhan akhirat di sisi yang lain. Yang semestinya di lakukan secara seimbang

Nah, semoga kita semua menjadi insan manusia yang bisa menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan kehidupan akherat.

Kita tidak boleh malas-malasan lagi, kita harus memiliki orentasi di masa depan.
Semoga artikel yang singkat ini bisa memberikan manfaat kepada kita semua khususnya kepada pembaca sekalian. Wasalam, bye.

Baca juga:

Jahri Mahfus
Jahri Mahfus Seorang Penulis dan Freelancer

Posting Komentar untuk "Cara menyeimbangkan urusan dunia dan akherat dalam etos kerja secara islami"